Senin, 08 November 2010

Duka Warga Dusun Kinahrejo di Lereng Merapi Belum Surut
Senin, 01 November 2010 09:06

Sleman, Bencana tidak pernah ada yang tau kapan datangnya, juga tidak diketahui kapan akan brakhi. Namun yang jelas dan pasti akan menetap, adalah luka hati akan kehilangsn sanak keluarga yang harus mengalami luka-luka, juga hilang bahkan meninggal. Tidak sedikit mereka korban bencana akan mengenang luka hati tersebut. Jika dikatahui bentuk rupa dan diketahui jasad badan, pasti tentu akan berbeda ceritanya.

Adalah Giyanto, warga Dusun Kinahrejo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, yang desanya luluh lantak akibat hempasan wedhus gembel, yang hingga hari ini tidak dan belum menemukan keberadaan sang adik, yang juga menjadi salah satu korban bersama-sama Mbah Maridjan.

Jika 24 korban meninggal di Dusun Kinahrejo serta desa-desa lainnya di Kecamatan Cangkringan Sleman itu dapat diidentifikasi dan telah dimakamkan bersama-sama secara masaal, namun tidak demikian dengan adik kandung Giyanto yang belum ditemukan hingga kini. Giyanto hanya pasrah menuturkan, dan beharap adiknya bisa ditemukan dalam kondisi apapun.

Selain Giyanto, masih banyak lagi korban Merapi lainnya yang hingga kini masih mengalami kecemasan teramat dalam, karena selain kehilangan akibat maut yang memisahkan, ketidakpastian nasib selanjutnya setelah ini pun masih menggelayut di sanubari warga lereng Merapi, yang bukan hanya kehilangan harta benda seperti rumah, ladang dan ternak pelihiaraan, bahkan nyawa adik, kakak, ipar, anak dan orang tua, namun juga mereka kehilangan masa depan yang juga belum dapat dipastikan kegemilangannya.